(Ayah lewat pulang)
Anak-anak ayah,
Jarang sekali kita bersapa
Walaupun kita tinggal serumah
Saban malam Ayah menjengah
Wajah nan murni suchi indah.
.
Tahukah anak-anak Ayah
Betapa rindunya hati ini
Walau berjauhan sejengkal jari?
.
Di mata terbayang wajah damai
Di telinga terngiang sorak sorai
Di hati tersemat senyum manis
Di minda terpahat jerit tangis.
.
Maafkan Ayah
Berilah Ayah sedikit masa
Setahun dua tidak lama.
.
Esok kita kan selalu bersama
Beramah mesra hilai tertawa
Kesana kemari tiada batasnya
Punya masa punya segala.
.
Sabarlah anak-anak Ayah
Susah payah, penat letih, perit jerih
Kesuntukkan kita kan terlerai juga.
.
Insya’ALlah
Itulah janji Ayah.
.
taman melawati, kuala lumpur,
3:20 ptg
10hb nov 2004
.
.
Yang tersurat:
Antara career dan kehidupan berkeluarga. Diluah mati emak, ditelan mati bapak. Kenyataannya, kedua-dua perlu maju seiring. The ultimate juggling act. How well do we perform? Adakala rasa tidak terpikul den_nai akan amanah ALlah ini. Itu belum lagi tuntutan dari sang isteri.
Telah bertahun puisi ini dilakarkan; masih belum tertunai janji ini...
.
Friday, March 19, 2010
Subscribe to:
Posts (Atom)